Kamis, 10 Mei 2012

Dasar dasar ilmu sosial dasar tentang kajian Masyarakat


A.Teori  fungsionalisme struktural
Tokoh tokoh utama penganut teori fungsionalisme diawali dari August comte(1789-1857),Herbert spenser(1820-1930),Emile Durkheim(1858-1917),R.R Radcliffe-Brown(1881-1955),Bronislaw Malinowski(1884-1942),Talcott parsons(1902-1979),Robert K.Merton(1911-2003)
Fungsionalisme struktural mula mula sekali tumbuh dari cara melihat masyarakat yang dianalogikan dengan organisme biologis,suatu pendekatan yang sring kita kenal sebagai “Organismic approach” Plato minsalnya membandingkan tiga kelas sosial,yakni penguasa,militer,dan kaum pekerja tangan,dengan daya pikir,perasaan atau semangat,dan nafsu.
Cara menganalogiskan masyarakat dengan organisme biologis tumbuh subur dan berkembang pada masa sebelum August Comte mempekenalkan filsafat positifnya.oleh karena itu,tidak mengherankan apabila pendekatan organisme muncul,terutama pada awal pertumbuhan sejarah sosiologi.perwujudan yang penting dari pendekatan tersebut tergambar dalam usaha untuk menerangkan hubungan antara konsep struktural dan fungsi ,yang sudah muncul didalam pemikiran Herbert  spencer ,emile durkheim,dan kemudian mencapai bentuk yang lebih jelas didalam pemikiran para ahli antropologi inggris,seperti Bronislaw malinowski dan radcliffe-brown.pendekatan tersebut pada akhirnya mencapai tingkat perkembangannya yang sangat berpengaruh didalam sosiologi amerika,khususnya didalam pemikiran talcott parsons dan para pengikutnya .pendekatan itulah yang sekarang sangat dikenal sebagai pendekatan fungsionalisme struktural.
Herbert spenser kemudian melanjutkan gagasan comte dan berhasil mengajukan sebuah konsep diferensiasi.Dalam organisme masyarakat ,proses differensiasi itu lebih lanjut terjadi dalam struktural organisme,dan differsiansi itu dibarengi dengan differesiansi dalam fungsi
Sampai disini ,spenser telah berhasil membedakan antara struktural dan fungsi yang kemudian dikembangkan oleh para pemikir fungsionalisme.
Fakta sosial merupakan konsep utamanya dalam melihat realitas sosial.Fakta sosial dedifinisikan sebagai sesuatu yang umum yang mencangkup keseluruhan masyarakat.Hukum,moral,keyakinan,kebiasaan,dan mode adalah fakta sosial.didalam fakta fakta sosial itu terdapat fungsi fungsi sebagai kebutuhan umum dari organisme sosial.
Sumbangan fngsionalisme Durkheim dapat dilihat pula dalam karya berjudul The Elementary Form Of Religious life.Dalam bukunya dikatakan bahwa agama dalam suku yang sangat primitif merupakan faktor integrasi yang kuat.Durkheim mempertimbangkan agama sebagai institusi yang efektif dalam memelihara Nilai nilai sehingga menjadi pengintegrasi yang baik.
Dua antropolog , A.R Radcliffe Brown dan Malinowski,juga selalu menggunakan analisis fungsional dalam kajian antropologinya .keduanya banyak dipengaruhi oleh pikiran durkheim.
Malinowski tertarik pada kebutuhan psikologis dan fungsi fungsi agar masyarakat dapat berkembang misalnya fungsi upacara magis.adanya upacara seperti itu untuk memenuhi kebutuhan individual yang menjadi penyebabnya .kekuatan magis lebih sering digunakan oleh manusia untuk menagkap ikan dilaut bebas daripada disungai.hal ini dikarenakan adanya perasaan tidak aman dan berbahaya
Parsons menerbitkan buku pertamnya berjudul “The Struktural Of Social Action” pada tahun 1937 yang mengupas tentang organisasi sosial dan segala tingkah laku manusia dalam suatu sistem sosial.
Parsons menunjukan bahwa sistem tindakan dalam masyrakat bukan tanpa strktur atau tidak tentu,banhkan sistem tindakan dalam masyarakat itu mengarah pada tercapainya keseimbangan.
Parsons juga memberikan perhatian penuh terhadap integrasi dalam sebuah sistem.agar proses integrasi terlaksanan,dua fungsi prasyarat harus dipenuhi , yaitu sebuah sistem sosial harus memilki komponen aktor dalam jumlah yang memadai dimana tingkah lkunya didorong oleh tuntunan tuntunan peran yang diatur oleh sistem sosialnya dan sistem sosial harus mampu menolak budaya yang akan memengaruhi ketertiban sosialnya.
Teori fungsionalisme struktural menekankan pada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dalam masyarakat.konsep utamnya adalah fungsinya, disfungsi , fungsi laten , fungsi manifes dan keseimbangan (equilibrium). Fungsi dalam teori ini merupakan akibat yang dapat diamati yang sesuai dalam suatu sistem. Oleh karena itu , lawannya adalah Disfungsi sifat dari fungsi itu adalah fungsi manifes Dan fungsi laten.
Kaidah, Nilai , dan keyakinan merupakan salah satu unsur kebudayaan yang dianut oleh masyarakat semua itu diwariskan dari generasi kegenerasi  untuk menjaga terjadinya keseimbangan didalam sistem sosial yang lebih luas. Fungsi sepeerti ini dinamakan fungsi manifes , yaitu fungsi yang diharapkan terjadi pada kaidah, nilai, dan keyakinan ini tidak lagi memiliki fungsi , akan terjadi fungsi laten dalam masyarakat , yaitu fungsi yang tidak diharapkan yang mengakibatkan hilangnya keseimbangan didalam masyarakat.
Kaidah , nilai dan keyakinan merupakan salah satu unsur kebudayaan yang dianut oleh masyarakat semua itu diwariskan dari generasi kegenerasi untuk menjaga terjadinya keseimbangan (equilibrium) dalam sistem sosial yang lebih luas. Kaidah , nilai dan keyakinan yang memiliki fungsi  bagi kehidupan masyarakat akan dianut dan dipertahankan, sebaliknya jika kaidah nilai dan keyakinan yang dianut tidak memliki fungsi bagi masyarakat dan sistem sosial secara keseluruhan, kaidah tersebut akan ditinggalkan oleh masyarakat dan lama lama akan menjadi lenyap.
B.Teori Konflik
Karl Marx (1818-1883) sangat pantas disebut sebagai tokoh utama penggagas teori konflik . meskipun kemudian banyak sarjana yang mengembangkan teori ini , tokoh klasik teori ini adalah Marx.
Jika penelusuran ini ditarik kebelkang , dasar dasar teoti konflik sudah ada dalam pemikiran Thomas Hobes (1588-1679), ia adalah orang yang paling berpengaruh dalam mengembangkan paham materialisme . menurut Hobes , mahluk hidup itu tersusun dari materi, sifat dasar manusia didalam kehidupan hanya untiuk memenuhi Ego (materi). Dalam memenuhi kebutuhan materinya itu, manusia berkompetisi dengan manusia lainnya bahkan dengan menggunakan berbagai macam cara. Oleh karena itulah menurut Hobes , manusia adalah srigala bagi yang lainnya (homo homini lupus) yang mencerminkan bahwa diantara manusia selalu diwarnai oleh relasi dominasi dan penindasan.

Basis pola relasi sosial masyarakat itu ada tiga , yaitu :
1.      Kondisi produksi masyarakat (Society’s conditions of production)
2.      Alat yang dipakai oleh masyarakat untuk memproduksi (means of production)
3.      Pola relasi produksi dalam masyarakat berdasarkan pemilik alat alat produksi (society’s production relations)
Konsep kelas dalam masyrakat yang dikembangkan oleh marx hanya terbatas pada pemilikan sistem produksi , selanjutnya Ralf Dahrendorf pada penjelasan selanjutnya mengembangkannya pada aspek politik , yaitu kelas yang berkuasa dan kelas yang dikuasai .
Jika Marx bersandar pada pemilikan alat produksi dalam menjelaskan teori konflik , Dahrendorf bersandar pada  kontrol atas alat produksi. Dalam terminologi Dahrendorf , pada masa pos-kapitalisme , kepemilikan alat produksi (baik sosialis atau kapitalis) tidak menjamin adanya kontrol atas alat produksi. Jadi , diluar marxisme , ia mengembangkan termonologi dari max weber , antara lain bahwa sistem sosial itu dikoordinasi secara imperatif melalui otoritas / kekuasaan.